Rss Feed

Berikan Tara Surga


Ini adalah bulan ke-6 tara di rumah sakit…
aku tak tega melihatnya terus terbaring tampak tak bernyawa di sana, rasanya aku ingin berteriak dan meminta pada Tuhan untuk segera membawa tara ke surganya…
Tara adalah adikku satu-satunya, adik perempuanku yang sangat periang, bersemangat, lincah, dan pandai. Sudah 6 bulan terakhir ini dia terbaring koma di rumah sakit, yang aku tau hanya tara mengidap kanker otak stadium akhir aku tak tahu penyebabnya yang aku tau dia hanya sering mengeluh pusing padaku…
“kepalaku pusing banget mas…rasanya mau pecah,aku ngga kuat mas..sakiiiiittt…” ujar tara seraya memegangi kepalanya “tahan ya de, tahan kita ke dokter ya sekarang!” ujarku berusaha tegar di hadapannya.
aku dan tara sudah tidak mempunyai orang tua lagi, selama ini aku telah berusaha keras bekerja demi menghidupi kami,semua kesuksesanku yang telah kuraih hanya untuk tara, dan aku tak mau begitu saja kehilangan tara dia satu-satunya keluarga yang aku punya..

6 bulan yang lalu…

“mas, kepalaku ko belakangan ini sering pusing ya?” ujar tara saat makan malam “mungkin kamu kecapean de,kebanyakan begadang sih kamu de ngerjain tugasnya jangan ngoyo kalo sakit kan kamu juga yang susah de…” jawabku sambil mengeluskepalanya, saat itu aku tak berfikir macam-macam tentang keluhan sakit kepalanya itu, aku hanya berfikir dia terlalu serius dalam kuliahnya dan seabreg lagi kegiatan yang dia ikuti di kampusnya.
ya tara memang anak yang aktif, tidak bisa diam, dia selalu melakukan kegiatn yang membantu dia untuk menunjang kuliahnya atau bahkan untuk berinteraksi dengan orang lain katanya “belajar itu bukan cuma sekedar baca buku mas, tapi juga harus belajar dari dunia luar, dari orang-orang yang lebih punya banyak pengalaman di luar sana..” kata-katanya selalu terngiang-ngiang di telingaku, ah aku bangga mempunyai adik seperti tara. tapi semenjak dia sering mengeluh pusing kepadaku, aku mulai jarang melihatnya untuk aktif mengikuti kegiatan di kampusnya, aku bahkan pernah mendapat kabar dari teman kuliahnya kalau dia pingsan tiba-tiba, di saat itulah aku tau bahwa tara terkena kanker otak.
rasanya saat itu aku bagai tersambar petir,seluruh badanku lemas sampai-sampai aku tak sanggup untuk menitihkan air mata…
kata dokter yang merawat tara, ada kemungkinan tara sudah memasuki stadium yang cukup parah, dokter itu menyuruhku untuk membawa tara kerumahsakit khusus kanker. akupun menuruti rujukan dokter tersebut,juur aku sama sekali tidak mengerti tentang penyakit kanker. aku hanya menuruti perintah dokter saja, tadinya sulit bagi tara untuk menerima bahwa dia mengidap penyakit kanker, tapi aku tau tara adalah anak yang kuat, bahkan tak sekuat aku sebagai laki-laki.

Hari-hari masih dilalui tara dengan penuh senyuman, dengan keceriaannya, seolah dia lupa akan penyakitnya… jujur aku khawatir, aku takut terjadi sesuatu pada dirinya, tapi saat aku membujuknya untuk istirahat dia hanya berkata “aku masih mau lanjutin hidup aku mas,sebelum aku mati nanti..” jantungku serasa berhenti berdetak saat tara berkata seperti itu, seolah dia tau kapan ajal akan menjemputnya..
segala macam pengobatan telah aku dan tara coba, sampai untuk mengikuti kemotrapipun kami jalani setiap minggunya, “mas rambutku udah mulai rontok nih lama-lama, untung aku pakai jilbab ya hehehe..” canda tara di sela-sela jadwal kemonya, aku hanya bisa tersenyum dan tak sanggup untuk berkata sepatah kata apapun.

berbulan-bulan kemudian keadaan fisik tara semakin memburuk,segala usaha yang telah aku lakukan untuk berusaha menyembuhkannya tampaknya tak ada gunanya sama sekali,sampai akhirnya tara koma…
aku benar-benar tak sanggup melihat tara seperti ini, kalu pun boleh meminta aku ingin aku yang berada disana,terbaring lemah tak berdaya… Tuhaaann, aku mohon sekalii ini saja berikanlah yang terbaik untuk tara…

2 bulan kemudian…

“p rangga,adik anda sudah sadarkan diri…” ujar suster yang menjaga tara “terimakasih sus,boleh saya masuk?” tanya ku yang di jawab anggukkan oleh sang suster “de…” panggilku, tara hanya tersenyum tanpa berkata sepatah katapun “kamu udah enakan de?” tanyaku seraya mengelus lembut kepalanya “alhamdulillah mas,tara kan kuat…” ujar tara di iringi senyumannya, senyuman yang selalu aku rindu selama dia koma..
kondisi tara stabil kata dokter, kemungkinan besar dia masih bisa bertahan untuk beberapa tahun lagi, tapi ah itu hanya prediksi dokter, semoga tuhan berkata lain…
“mas..kaan ya aku bis aliat mas nikah?” tanya tara, sontak aku kaget dengan pertanyaannya seakan aku tersadar bahwa selama ini aku bahkan tak pernah memikirkan kehidupan pribadiku,ah tara ternyata kau sangat memperhatikan aku “mas,kan tara g tau kapan tara akan mati,jadi sebelum tara mati tara mau liat mas rangga nikah sama wanita idaman kk..” ujar tara “insya Allah ya de, calon mah banyak tapi yang pas dihati belum ada..” ujar ku berusaha menghibur tara…ah andai kamu tau tara, hari-hariku hanya disibukkan oleh kekhawatiranku untukmu saja…

1 tahun kemudian…

“mas…udah siap?pengantinnya udah siap tuh…” canda tara “hush kamu ini de, masih sempet bercanda aku tegang banget tau!!” ujarku, yah hari ini adalah ahri pernikahanku dengan seorang wanita cantik yang kukenal di rumah sakit, dia adlah dokter yang selama ini menangani penyakit tara, dokter muda yang sangat pintar, dan aku baru menyadarinya kalau dia beitu cantik..
ijabkabul pun telah dilaksanakan, resepsi yang diadakan begitu meriah, semua tara yang merancangnya aku bahkan hanya disuruh melihat hasil akhirnya saja,ah kau memang adikku yang paling baik tara…
selesai resepsi anisa (istriku sekaligus dokter tara) “mas tara anfal lagi” ujar anisa “astagfirullah..ko bisa de?” ujarku “aku ngga tau mas, tiba2 tara pingsan kita bawa ke rumahsakit sekarang” ujar anisa, firasat apa lagi ini tuhan, aku masih ingin tara ada bersamaku…
berjam-jam aku menunggu hasil yang diberikan oleh anisa, “mas kamu istirahat aja,biar tara aku yang jaga” ujar anisa, oh betapa beruntungnya ku mendapatkan kamu anisa “biar aku ikut menjaga tara de, aku takut terjadi sesuatu pada dia” pintaku dengan tulus, anisa hanya tersenyum danmemberikan anggukan.

“mas tara sadar!” ujar anisa membangunkanku dari tidur, “tara…kamu sadar? alhamdulillah”ujar ku dengan air mata yang mengalir lembut di pipiku “maass…” rintih tara “kenapa adikku?” tanyaku “makasih ya udah jagai tara selama ini, makasih juga udah ngabulin permintaan terakhir tara…” ujar tara, tuhaann firasat apa lagi ini “iya sayang,iya..” ujarku berusaha terlihat tegar disampingnya, sementara anisa istriku sudah menangis terisak “tara udah nggakuat lagi mas, tara udah di tunguin ayah sama bunda disana…tara pamit ya mas..” ujar tara, mndengar perkataannya aku hampir tak bisa menendalikan emosiku bahkan anisa sudah menangis di samping tara “kamu jangan ngomogn gitu ya sayang, kamu pasti sembuh tara..pasti mas janji..” ucapku berusaha utnuk tetap tenang “bantu tara ya mas…lailahailallah..” ujar tara semakin membuatku gamang, ya tuhan..bantu aku untuk mengikhlaskan kepergian adikku ini…dan tara pun menghembuskan nafas terakhirnya…
aku hanya bisa menangis dan berdoa Tuhan berikan tara surgamu…
biarkan dia ada bersamamu dan orang-orang yang kau cintai di surgamu…

Welcome to my blog...

welcome to my blog.. this is just a fiction story... or just an opinion from my mind, when somethimes people can't understan why it happen to them...
justsignin and leave you'r comment..